Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.000 lebih pulau dan merupakan negara yang sangat beragam, baik suku, bahasa, ras, dan agama. Keberagaman inilah yang membuat budaya dari setiap daerah berbeda-beda. Salah satu budaya yang paling mencolok adalah budaya minum kopi.
Ya, minum kopi memang sudah menjadi kebiasaan bahkam gaya hidup yang sering dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Rasa dan aroma yang nikmat, serta tingkat kekentalan yang pas membuat kopi Nusantara banyak disukai. Setiap daerah tentu mempunyai jenis kopi dan tradisi minum kopi yang berbeda-beda. Salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia adalah Aceh.
Aceh merupakan penghasil kopi arabika terbesar dan terbaik di Indonesia, dengan menyumbang 40% pasokan kopi Indonesia. Sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia, masyarakat Aceh memang sangat diidentikan dengan caranya dalam menikmati kopi. Ada salah satu budaya minum kopi yang sangat unik di Aceh. Budaya ini biasa disebut “Bi Kupi Pancung Saboh”. Bi Kupi Pancong Saboh adalah sebuah cara yang digunakan oleh masyarakat Aceh untuk memesan kopi. Yang unik dari Bi Kupi Pancong Saboh ini adalah takaran kopi yang disediakan hanyalah setengah gelas saja. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, Bi Kupi Pancong Saboh mempunyai arti “Buatkan saya satu kopi pancong! “.
Mengapa disebut kopi pancong? Penyebutan ini muncul karena kopi yang disediakan hanya setengah saja, yang bentuknya mirip dipancung atau dipotong. Uniknya lagi, bubuk kopi yang digunakan tetap satu porsi, sehingga rasa kopi ini sangat strong, aromanya sangat kuat, dan tingkat kekentalannya sangat kuat. Selain karena porsinya hanya setengah, penyebutan kopi pancong ini juga muncul karena biasanya, kopi ini sering disajikan bersama kue pancong yang biasa dimakan oleh masyarakat Aceh sebagai pelengkap rasa kopi.
Selain istilah “Bi Kupi Pancong Saboh”, ada istilah unik lainnya yang muncul di dalam masyarakat Aceh, yaitu “Kupi Sikhan Glah, Peh Bereukah Lua Nanggroe”, yang artinya adalah meski minum kopi hanya setengah gelas, tetapi cakap bicaranya sampai ke luar negeri.
Maksudnya adalah meski kita hanya minum kopi setengah gelas saja, namun waktu untuk berbincang dengan orang lain sangat lama, bahkan hingga berjam-jam lamanya. Masyarakat Aceh memang terkenal betah untuk berbincang hingga berjam-jam lamanya di warung kopi. Hal inilah juga yang membuat setiap masyarakat daerah Aceh sangat akrab satu dengan yang lainnya.