Mengingat bumi kita ini sudah menumpuk aneka sampah, maka gerakan zero-waste mulai deh tren. Hampir tidak mungkin kita tidak nyampah sama sekali. Tapi setidaknya kesadaran semacam ini adalah benih yang sangat bermanfaat bagi bumi jika tumbuh subur di masyarakat luas.

Ada sebuah desa di Jepang yang terkenal penduduknya bisa mengolah sampah. Maka di sana desanya sangat bersih dari sampah. Bayangkan jika budaya di desa ini kemudian mengontaminasi banyak desa lain. Tentu kita tidak lagi menyalahkan sampah ketika terjadi banjir.

Kalau kita membuat kopi tubruk, kan ada tuh ampas kopi yang mengendap di dasarnya. Ataupun kedai kopi sehabis seharian melayani pembeli, kemanakah semua ampas kopi yang menumpuk itu?  Tentunya kan harus kita buang. Atau kalau dalam konteks zero-waste ini adalah didaur ulang. Lalu didaur ulang seperti apa?

Kalau sekelas kedai kopi, yang setiap bulanya bisa mencapai satuan ton ampas kopi yang dihasilkan, maka tidak menutup kemungkinan ada pihak ketiga yang bersedia menampungnya. Bahkan itu bisa menguntungkan bagi pemilik kedai. Selain bersih dari sampah kopi juga mendapat pemasukan walaupun sedikit dari penjualan ampas kopi.

Loh? Emang ampas kopi bisa dijual ya? Bisa, ini sudah bukan kabar baru lagi. Sudah lama perusahaan kosmetik memanfaatkan ampas kopi untuk produknya. Kalau kamu pernah dengar istilah scrub pada sabun pencuci muka, maka hal tidak lain adalah salah satu dari pengaplikasian ampas kopi pada produk kecantikan.

Namun untuk kelas rumah tangga yang belum tentu setiap hari menghasilkan ampas kopi, tentunya tidak ada pihak ketiga yang mau membelinya. Kecuali kalau dalam jangka waktu tertentu kamu berhasil mengumpulkan puluhan kilo ampas kopi. Itupun pihak ketiga pasti memberlakukan standar kualitas yang bisa diterima. Maka bisa kita katakan hampir tidak mungkin untuk saat ini kelas rumah tangga dapat memanfaatkan pihak ketiga untuk membereskan urusan ampas kopi di rumahmu.

Orang kreatif tidak akan pernah kehabisan ide, katanya. Kamu tentu tidak lantas menyerah dengan ampas kopi di rumahmu hanya karena tidak bisa dijual. Mengapa kamu tidak memanfaatkanya sebagai bahan scrub untuk kebutuhan mandi. Atau pupuk buat tanaman di sekitar rumah. Atau penghilang bau tidak sedap di kamar mandi, dan lain sebagainya?